Dalam manajemen sumberdaya
manusia, pemimpin adalah seseorang yang melaksanakan beberapa hal yang benar
atau sering disebut “people who do the right thing”. Sementara manajer adalah
seseorang yang harus melaksanakan sesuatu secara benar atau disebut “people who
do things right”. Dalam konteks Manajemen Sumber Daya Manusis (MSDM) maka
seseorang yang bertanggung jawab dalam hal mutu SDM membutuhkan ketrampilan
kepemimpinan dan manajemen. Dengan kata lain dibutuhkan adanya kepemimpinan dan
manajer sebagai suatu kesatuan dalam organisasi. Dalam hal ini komitmen
manajemen dalam melaksanakan MSDM adalah penting tetapi tidaklah cukup. Jadi
dibutuhkan suatu elemen manajemen SDM yang disebut dengan kepemimpinan yang
dibuktikan nyata dalam pelaksanaan program.
Dengan mengadopsi model Deming
PDSA (1986), perbaikan mutu SDM harus dimulai dari perencanaan strategik
perusahaan. Kemudian diturunkan menjadi perencanaan strategis MSDM kemudian
diturunkan kembali menjadi rencana strategis MSDM atau Plan (P). Di dalam
perencanaan itu antara lain diuraikan tujuan MSDM yang ingin dicapai. Dari
rencana strategis itu kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk tahapan berikutnya
yaitu dilakukannya perubahan-perubahan sistem perbaikan mutu SDM. Agar efektif
dan efisien maka MSDM membutuhkan manajemen perubahan yang merupakan elemen Do
(D). Melalui elemen ini terjadi perbaikan mutu SDM bersinambung yang pada
gilirannya akan tercipta suatu budaya perusahaan tentang mutu SDM. Dengan kata
lain menempatkan perbaikan mutu SDM menjadi salah satu tujuan utama dalam
mencapai mutu produk perusahaan. Disinilah perbaikan mutu SDM berhubungan
dengan elemen Study (S). Untuk itu, perbaikan mutu SDM dalam perusahaan
membutuhkan kepemimpinan mutu SDM yang dikelompokkan menjadi elemen Act (A).
Beberapa peran pemimpin mutu SDM
meliputi pembentukan suatu tim penjaminan mutu, penyusun strategi dan kebijakan
mutu, penerapan dan penyebarluasan tujuan dan sasaran mutu, pengadaan dan
pengalokasian sumberdaya, pengembangan pendidikan dan pelatihan, penetapan tim
perbaikan mutu, pengkondisian perbaikan mutu secara bersinambung dan pemberian
penghargaan atau pengakuan kepada karyawan yang bermutu atau kinerja sesuai
dengan standar perusahaan. Studi perilaku pasar secara bersinambung juga akan
berfaedah sekali dalam kerangka menyusun program peningkatan kepuasan
pelanggan.
Analisis Keterkaitan Kepemimpinan
dengan Pengembangan SDM dengan SWOT model
SWOT analysis melaksanakan
analisis dan diagnosis keunggulan strategis untuk mengidentifikasi dengan jelas
kekuatan serta kelemahan pada waktu saat ini. Analisa SWOT juga mengkaji
kelemahan di masa datang yang paling mungkin terjadi.
a. Strength / Kekuatan (S)
Ø Pemimpin Mempunyai wewenang
penuh dalam pembuatan Regulasi
Ø Ketentuan/peraturan tentang
pengembangan pegawai Jelas
Ø Sarana dan Prasarana Lengkap
b. Weakness / Kelemahan (W)
Ø Tingkat Disiplin Pegawai Rendah
Ø SOP antara satu pegawai dan
lainnya masih tumpang tindih
Ø Pengetahuan pegwai tentang
kebijakan yang diambil perusahaan masih rendah
c. Opportunities / Peluang (O)
Ø Banyaknya acara kegiatan
pengembangan dari pihak luar seperti seminar dan loka karya.
Ø Perkembangan Informasi Diluar
entitas tumbuh dengan sangat cepat
d. Threats / Ancaman (T)
Ø Persaingan dengan entitas lain
dalam hal kinerja semakin disoroti publik
Ø Tingginya tingkat pengangguran
menyebabkan tidak sehatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan.
Berdasarkan hasil pembahasan
formulasi strategi dengan menggunakan Analisis SWOT, maka prioritas strategi
alternatif pengembangan SDM yang dapat dilakukan secara berurutan sesuai dengan
kondisi eksternal internal adalah :
(a) Strategi Weaknessess
Opportunities (W-O) yaitu dengan meningkatkan law enforcement terhadap
penegakan disiplin kerja karyawan, termasuk kewajiban untuk selalu up dating
pengetahuan sehingga meningkatkan kompetensi yang menunjang kinerja, dengan
lebih tegas memberikan sangsi, karena kewajiban updating kompetensi sudah ada
ketentuannya, sehingga untuk pegawai yang terbukti tidak ada perbaikan kinerja
dan secara berturut-turut memperoleh penilaian dibawah standar dapat diganti
dengan karyawan baru karena minat masyarakat menjadi pegawai masih tinggi.
Namun secara umum program pelatihan terkait peningkatan kompetensi perlu
ditingkatkan melalui kerja sama dengan lembaga/ konsultan bidang SDM.
(b) Strategi Strengths
Opportunities (S-O) yaitu dengan mengembangkan dan sosialisasi PKO terkait
pedoman SDM yang disesuaikan dengan perkembangan organisasi dan kebijakan
melalui kerjasama dengan lembaga konsultan manajemen bidang SDM
(c) Strategi Strengths Threats
(S-T) yaitu dengan memperbaiki pedoman dan tata cara penilaian kinerja pegawai.
(d) Strategi Weaknessess Threats
(W-T) yaitu dengan melakukan perbaikan dan penyesuaian job description sesuai
dengan regulasi tentang kualifikasi standar pegawai.
Sekali lagi perlu dipertegas
bahwa Kepemimpinan dan sumberdaya manusia adalah fuel organisasi. Kedua hal
tersebut mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kepemimpinan
yang baik akan menitik beratkan pada pengembangan sumber daya manusia dimulai
dari proses rekruitmen yang bersih karena Rekruitmen yang diwarnai dengan
penyuapan menurunkan kualitas sumberdaya manusia dan merusak organisasi secara
keseluruhan.
Bagaimana cara kita melakukan
perbaikan ? Mari kita mulai dengan sebuah komitmen dan bertindaklah. Satu
tindakan bernilai lebih dari seribu kata-kata. Tidaklah baik dari figur yang
terlalu banyak berkata-kata, karena sejatinya lebih banyak lagi yang
disembunyikan. Sekarang adalah saatnya kita menilai pimpinan kita dengan
tindakannya, bukan kata-katanya juga bukan air matanya.
References :
Emma O’Brien and Phillipa
Robertson (2009), Future leadership competencies:from foresight to current practice,
Journal of European Industrial, Emerald Group.
Gordon Dryden and Dr. Jeannette
Vos (1999), The Learning Revolution; To Change the Way the World Learns; The
Learning Web; Torrance, California.
Johnson, L.K and Luecke, R.
(2005). The Essential of Managing Change and Transitions. Boston, Massachusetts
: Harvard Business School Press
Shelly McCallum and David
O’Connell (2007), Social capital and leadership development Building stronger
leadership through enhanced relational skills, Leadership & Organization
Development Journal, Emerald Group.
Stoner, J.A.F. & Freeman,
R.E. (1992). Management. U.S.A: Prentice Hall
Yukl, G. (2006), Leadership in
Organizations, Pearson Education, Upper Saddle River, NJ.
0 Comments:
Post a Comment