glx_b64e8cb7b7c9d05c279e27f2e2324900.txt Pertumbuhan Ekonomi - Kumpulan Landasan Teori

Wednesday, 6 January 2016

Pertumbuhan Ekonomi

Samuelson dan Nordhaus (1991, 514) menyatakan “pertumbuhan ekonomi adalah pengembangan potensi output nasional suatu negara atau potensi riel PDB-nya, dengan kata lain pengembangan kekuatan ekonomi untuk berproduksi.” Pertumbuhan ekonomi dilihat dari kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa, semakin banyak hasil produksi (dengan asumsi habis dikonsumsi, di dalam negeri maupun di luar negeri) maka akan semakin tinggi angka pertumbuhan ekonomi. Menurut Simon Kuznets dalam Todaro dan Smith (2003, 99), “pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.” Sadono Sukirno (2004, 9) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.”     

Sadono Sukirno (2004, 432-437) menjelaskan empat (4) teori pertumbuhan ekonomi dengan uraian sebagai berikut:   

a. Teori pertumbuhan klasik. Berdasarkan teori ini, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu pertumbuhan penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Akan tetapi, teori ini hanya memfokuskan pada pertumbuhan penduduk, disebabkan asumsi yang digunakan adalah bahwa luas tanah dan kekayaan alam jumlahnya tetap dan teknologi yang digunakan tidak berubah. Dalam teori ini dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan terusmenerus berlangsung, pada suatu saat ada suatu keadaan dimana tingkat pertumbuhan ekonomi sangat rendah, keadaan ini disebut sebagai stationary state (keadaan tidak berkembang). Teori ini menyebutnya sebagai hukum hasil tambahan yang semakin berkurang, yaitu suatu keadaan ketika penambahan jumlah penduduk mengakibatkan penurunan produksi marginal. Dengan bertambahnya penduduk, produksi bertambah sehingga menaikkan pendapatan per kapita. Tetapi, bila penduduk semakin bertambah banyak, produksi marginal akan menurun, sehingga pertumbuhan pendapatan per kapita menjadi lambat. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus akan mengakibatkan terdapat suatu keadaan produksi marginal sama dengan pendapatan per kapita, hal ini menjadikan pendapatan per kapita pada titik maksimum.  

 b. Teori Schumpeter. Pada teori ini, pengusaha memegang peranan penting dalam menumbuhkan perekonomian. Schumpeter memisalkan bahwa perekonomian dalam kondisi tidak berkembang, kemudian pengusaha melakukan penanaman modal untuk mengadakan inovasi baru sehingga perekonomian dapat berjalan. Hal ini mendorong bertambahnya pendapatan masyarakat serta menambah konsumsi masyarakat. Keadaan ini menyebabkan pengusaha-pengusaha lain untuk ikut menanamkan modal dan memperbanyak hasil produksi. Sampai pada titik tertentu saat inovasi sudah tidak memungkinkan lagi, perekonomian mencapai pada tingkat ”keadaan tidak berkembang”. Keadaan ini menyebabkan perekonomian menurun sampai ada inovasi baru lagi untuk menggerakkan perekonomian.   

c. Teori Harrod-Domar. Teori ini menggunakan empat asumsi, yaitu: 1) barang modal telah mencapai kapasitas penuh, 2) tabungan dalam jumlah yang proporsional dengan pendapatan nasional, 3) rasio modal-produksi tetap, 4) perekonomian terdiri dari dua sektor. Teori ini menggunakan rumus sebagai berikut: AE = C + I keterangan: AE merupakan pengeluaran agregat, C adalah konsumsi, dan I adalah Investasi. Perekonomian akan terus tumbuh, apabila investasi terus bertambah, misalnya sebesar ΔI, maka seluruh modal harus digunakan, sehingga pengeluaran agregat harus mencapai AE1 = C + I1, dimana I1 = I + ΔI.   

d. Teori pertumbuhan neo-klasik. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi dan dinyatakan dalam persamaan: 11 ΔY = f (ΔK, ΔL, ΔT ) keterangan: ΔY = tingkat pertumbuhan ekonomi ΔK = tingkat pertumbuhan modal ΔL = tingkat pertumbuhan penduduk ΔT = tingkat perkembangan teknologi Teori ini menyatakan bahwa faktor terpenting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan bertambahnya kemahiran dan ketrampilan tenaga kerja.


Pertumbuhan ekonomi akan sulit untuk ditentukan apabila tidak ada nilai ukurnya. Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing (Sadono Sukirno, 2004, 35). Jadi, dalam perhitungan PDB, semua hasil produksi baik yang dihasilkan oleh warga negara sendiri maupun warga negara asing, asalkan kegiatan produksi dilakukan di negara tersebut, maka masuk ke dalam perhitungan PDB negara tersebut, sedangkan Produk Nasional Bruto (PNB) hanya menghitung dari hasil produksi warga negaranya saja, baik yang bekerja di dalam negeri maupun luar negeri. Mankiw (2000, 126-129) mendefinisikan Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto sebagai berikut: ”Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP ) adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi di suatu negara dalam kurun waktu tertentu,” sedangkan ”Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP) adalah nilai pasar atas semua barang jadi dan jasa yang diproduksi oleh penduduk tetap sebuah negara dalam kurun waktu tertentu.”  

0 Comments:

Post a Comment