Tujuan pengembangan sumber daya
manusia adalah dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap
karyawan/anggota organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai
sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi. Menurut Manullang (1980),
tujuan pengembangan pegawai sebenarnya sama dengan tujuan latihan pegawai.
Sesungguhnya tujuan latihan atau tujuan pengembangan pegawai yang efektif,
adalah untuk memperoleh tiga hal yaitu :
- menambah pengetahuan
- menambah ketrampilan
- merubah sikap
Sedangkan manfaat dan tujuan dari
kegiatan pengembangan sumber daya manusia menurut Schuler (1992), yaitu :
- Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk
Dalam hal ini kegiatan
pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang dirasakan kurang
dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas
kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.
- Meningkatkan produktivitas
Dengan mengikuti kegiatan
pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan ketrampilan dan
pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan
semikian diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas
kerjanya.
- Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja
Dengan semakin banyaknya
ketrampilan yang dimiliki pegawai, maka akan lebih fleksibel dan mudah untuk
menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan yang terjadi dilingkungan
organisasi. Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi
tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru, oleh
Karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan
tersebut.
- Meningkatkan komitmen karyawan
Dengan melalui kegiatan
pengembangan, pegawai diharapkan akan memiliki persepsi yang baik tentang
organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai
serta dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.
- Mengurangi turn over dan absensi
Bahwa dengan semakin besarnya
komitmen pegawai terhadap organisasi akan memberikan dampak terhadap adanya
pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti
meningkatkan produktivitas organisasi.
Jika disimak dari pendapat para
ahli, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan pegawai, pada umumnya
adalah sebagai berikut :
- Agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.
- Agar pengawasan lebih sedikit terhadap pegawai.
- Agar pegawai lebih cepat berkembang.
- Menstabilisasi pegawai.
Manfaat dari pengembangan pegawai
dapat dilihat dalam dua sisi yaitu :
- A. Dari sisi individu pegawai yang memberi manfaat sebagai berikut :
1) Menambah pengetahuan
terutama penemuan terakhir dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan,
misalnya prinsip-prinsip dan filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir.
2) Menambah dan memperbaiki
keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang
lama.
3) Merubah sikap.
4) Memperbaiki atau menambah
imbalan/balas jasa yang diperoleh dari organisasi tempat bekerja.
- B. Dari sisi organisasi, pengembangan pegawai dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1) Menaikkan produktivitas pegawai.
2) Menurunkan biaya
3) Mengurangi turnover
pegawai
4) Kemungkinan memperoleh
keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya ketiga manfaat tersebut
terlebih dahulu.
Sejalan dengan pemikiran diatas,
pengembangan sumber daya manusisa dilakukan maka dalam usaha menembus
gonjangan-gonjangan dari hiruk pikuk dalam masa perubahan cepat. Ada baiknya
kita menyimak apa yang diutarakan dalam buku ”The Learning Revolusion : To
Change The Way The World Learns” by Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos”
Dalam buku ini menyebutkan 16 kecenderungan utama yang akan membentuk dunia di
masa depan :
1) Zaman komunikasi instant
2) Dunia tanpa batas-batas
ekonomi
3) Empat lompatan menuju
ekonomi dunia tunggal
4) Perdagangan dan
pembelajaran melalui internet
5) Masyarakat layanan baru
6) Penyatuan yang besar
dengan yang kecil
7) Era baru kesenangan
8) Perubahan bentuk kerja
9) Perempuan sebagai
pemimpin
10) Penemuan terbaru tentang
otak yang mengagumkan
11) Nasionalisme budaya
12) Kelas bawah yang semakin
besar
13) Semakin bsarnya jumlah
manula
14) Ledakan praktik mandiri
15) Perusahaan kooperatif
16) Kemenangan individu.
Hal-hal yang diutarakan tersebut
terkait dengan pemahaman yang disebut dengan “content futurism” seperti
halnya yang ditulis oleh John Naisbitt, Alvin Toeffler dan sebagainya, tetapi
yang lebih penting bagaimana anda memanfaatkan informasi menjadi apa yang
disebut dengan “proses futurism”, dan juga suatu konsep dalam
pengembangan sumber daya manusia.
0 Comments:
Post a Comment